Pagi seakan mendengar sebuah kalam yang bercerita tentang kemungkinan-kemungkinan yang kian membesar sehingga kemungkinan kemungkinan level langitan kalian tergeser habis di tantang oleh sindiran yang menghibernasi kutipan para puritan. Petuah-petuah tak lagi berkoar seperti MTV ketika stagnansi seakan merepetisi kualitas visual dan audiensi dalam kepahitan yang dijunjung olah para apatis yang tertawa dibalik nama besar tradisi.
Ha...silahkan...silahkan melihat kontradiksi dalam kebohongan komunikasi komunal yang seakan di ilhami oleh paham-paham oportunis yang mengikis substansi moral dalam oraganisasi. Persetan kau bilang hitam, merah, putih abu-abu, hitam, merah, hitam....karena jawaban kelak tak lebih dari seonggok tinja dalam kubangan media informasi yang melahap kotoran berlimpah atas nama solidaritas bobrok ala prajurit Nazi. Siapa peduli...dia, mereka, kalian, TNI, Polisi, Veteran, Pejuang, Tuhan, Setan, Hooligan, Vegan, Ekstrimis, Fundamentalis...habis karenanya berawal dari tonggak yang hilang diterjang rayuan komoditi pasar bebas, Sinetron-sinetron kapitalis, pejuang-pejuang reformis kelas utopis, yang setia menunggu di selangkangan para Zionis yang tersenyum seraya Nietzche mengucap "Got Is Tot !".
Maka, jangan takut , anak-anakku. Jangan biarkan aku tertidur dalam kebejatan konspirasi ala Dewan Jendral. Jangan kau biarkan matamu berhenti menyalang pada tombak-tombak bernama agar kelak kau akan berdiri ketika pagi mengirimkan sebuah kalam yang mengabarkanmu sebuah definisi tentang murtadnya solidaritas dan tumpulnya insting tentang eksistensi.
p_133mhz
1 komentar:
berat, susah diresapi..
Post a Comment