Dompetmu bukan dompetku
Laparku bukan laparmu
Popor senapannya ke kepalaku
Ketika dompetmu dan laparku
Tak setuju untuk menganggap mereka
adalah sebuah dompet dengan isi yang berbeda
Otakku bukan otakmu
Suaraku bukan suaramu
Aparat melayangkan tinjunya ke pipiku
Ketika Otakku tak setuju
Untuk menganggap idealismenya
adalah pembantahan untuk suara-suaramu yang tak ingin merevisi
Hidupku bukan hidupmu
Kelasku bukan kelasmu
Tatkala dompet, lapar, otak dan suaramu tak menganggap bahwa aku hanya berjuang hidup dan menyuarakan hak kelasku...
Aku akan mempertanyakannya ketika kau dan aku ada di persinggahan itu..
nanti.
p_133mhz
Kata Kamu
Kau bilang sayang aq !
merindukan aq..
ingin membelai rambutku
mencium kening ini
dan memelukku
kau bilang menyesal..
selama ini jahat padaku
tak menghargaiku
menangisiku,,
menantikanku..
meminta ku menunggu !!
akankah kata ini terjadi
bila hal itu tak terjadi..
aq berhenti berharap..
aq takut kecewa..
ingin meninggalkan mu
tapi tak pernah mampu !!
selamanya hati ini hanya untukmu
- ^ ^ -
merindukan aq..
ingin membelai rambutku
mencium kening ini
dan memelukku
kau bilang menyesal..
selama ini jahat padaku
tak menghargaiku
menangisiku,,
menantikanku..
meminta ku menunggu !!
akankah kata ini terjadi
bila hal itu tak terjadi..
aq berhenti berharap..
aq takut kecewa..
ingin meninggalkan mu
tapi tak pernah mampu !!
selamanya hati ini hanya untukmu
- ^ ^ -
Sajak Seorang Nihilist
Pagi seakan mendengar sebuah kalam yang bercerita tentang kemungkinan-kemungkinan yang kian membesar sehingga kemungkinan kemungkinan level langitan kalian tergeser habis di tantang oleh sindiran yang menghibernasi kutipan para puritan. Petuah-petuah tak lagi berkoar seperti MTV ketika stagnansi seakan merepetisi kualitas visual dan audiensi dalam kepahitan yang dijunjung olah para apatis yang tertawa dibalik nama besar tradisi.
Ha...silahkan...silahkan melihat kontradiksi dalam kebohongan komunikasi komunal yang seakan di ilhami oleh paham-paham oportunis yang mengikis substansi moral dalam oraganisasi. Persetan kau bilang hitam, merah, putih abu-abu, hitam, merah, hitam....karena jawaban kelak tak lebih dari seonggok tinja dalam kubangan media informasi yang melahap kotoran berlimpah atas nama solidaritas bobrok ala prajurit Nazi. Siapa peduli...dia, mereka, kalian, TNI, Polisi, Veteran, Pejuang, Tuhan, Setan, Hooligan, Vegan, Ekstrimis, Fundamentalis...habis karenanya berawal dari tonggak yang hilang diterjang rayuan komoditi pasar bebas, Sinetron-sinetron kapitalis, pejuang-pejuang reformis kelas utopis, yang setia menunggu di selangkangan para Zionis yang tersenyum seraya Nietzche mengucap "Got Is Tot !".
Maka, jangan takut , anak-anakku. Jangan biarkan aku tertidur dalam kebejatan konspirasi ala Dewan Jendral. Jangan kau biarkan matamu berhenti menyalang pada tombak-tombak bernama agar kelak kau akan berdiri ketika pagi mengirimkan sebuah kalam yang mengabarkanmu sebuah definisi tentang murtadnya solidaritas dan tumpulnya insting tentang eksistensi.
p_133mhz
Ha...silahkan...silahkan melihat kontradiksi dalam kebohongan komunikasi komunal yang seakan di ilhami oleh paham-paham oportunis yang mengikis substansi moral dalam oraganisasi. Persetan kau bilang hitam, merah, putih abu-abu, hitam, merah, hitam....karena jawaban kelak tak lebih dari seonggok tinja dalam kubangan media informasi yang melahap kotoran berlimpah atas nama solidaritas bobrok ala prajurit Nazi. Siapa peduli...dia, mereka, kalian, TNI, Polisi, Veteran, Pejuang, Tuhan, Setan, Hooligan, Vegan, Ekstrimis, Fundamentalis...habis karenanya berawal dari tonggak yang hilang diterjang rayuan komoditi pasar bebas, Sinetron-sinetron kapitalis, pejuang-pejuang reformis kelas utopis, yang setia menunggu di selangkangan para Zionis yang tersenyum seraya Nietzche mengucap "Got Is Tot !".
Maka, jangan takut , anak-anakku. Jangan biarkan aku tertidur dalam kebejatan konspirasi ala Dewan Jendral. Jangan kau biarkan matamu berhenti menyalang pada tombak-tombak bernama agar kelak kau akan berdiri ketika pagi mengirimkan sebuah kalam yang mengabarkanmu sebuah definisi tentang murtadnya solidaritas dan tumpulnya insting tentang eksistensi.
p_133mhz
Puitis
Kapankah akan berhenti mengkonsumsi antiseptan, deodoran, pelembab kulit, parfum impor, produk unilever, kemasan dari tangan-tangan zionis, komoditi kemapanan, aset korup pemerintah, undang-undang kandang babi, pendapat-pendapat para oportunis, karya-karya busuk republik cinta, perusakan makna estetika, seragam-seragam protokol anti manusia bebas, panji-panji totaliter berbasis penyelewengan swastika....
Kapan....
p_133mhz
Kapan....
p_133mhz
Aku hanya muncul sebentar saja
Menitis di bebunyian tatkala senja
Aku bercokol di keinginanmu
Aku berdiri di belati-belatimu
Dan saat kau sadari
Aku akan hilang ketika pagi datang
p_133mhz
Menitis di bebunyian tatkala senja
Aku bercokol di keinginanmu
Aku berdiri di belati-belatimu
Dan saat kau sadari
Aku akan hilang ketika pagi datang
p_133mhz
Dari A sampai U
Aku memang mencintai kamu
Dari hal termanis mu sampai yang paling pahit darimu
Dari hal terbaik mu sampai yang paling buruk darimu
Dari hal terbersih mu sampai yang paling kotor darimu
Aku sanggup sayang kamu
Dari hal teringan mu sampai yang paling berat darimu
Dari hal tertinggi mu sampai yang paling rendah darimu
Dari hal terluar mu sampai yang paling dalam darimu
Sayang dari A sampai U
Bisa A, bisa U
Tapi cinta dari A sampai U
hanya A sampai U
AngCrut
Dari hal termanis mu sampai yang paling pahit darimu
Dari hal terbaik mu sampai yang paling buruk darimu
Dari hal terbersih mu sampai yang paling kotor darimu
Aku sanggup sayang kamu
Dari hal teringan mu sampai yang paling berat darimu
Dari hal tertinggi mu sampai yang paling rendah darimu
Dari hal terluar mu sampai yang paling dalam darimu
Sayang dari A sampai U
Bisa A, bisa U
Tapi cinta dari A sampai U
hanya A sampai U
AngCrut
LifeLineWrongPeople
Berfikir selalu lurus, tegak.
Otak cuman ada benar atau salah.
Negatif thinking ke semua orang.
Bertingkah laku kaku beku.
Takut berbuat salah,
Ingin selalu terlihat benar.
Over konservatif.
Full self possesif.
Birokrasi rumit, malah nggak efektif.
Demokrasi "is crazy!"
Menghormati meminta peduli.
Negosiasi tidak mau kompromi.
Pandangan ke depan berkacamata keledai.
Seratus persen logika, nurani nol.
Bertukar pikiran adalah kesalahan besar.
Melihat tapi ngakunya buta.
Bermulut tapi nggak bicara.
Komentar selalu menggugat.
Memuji "that impossible".
Reaksi di belakang.
Menunggu yang laen hilang.
Merencanakan serangan balik dengan segala amunisi.
:aku yang tak mengaku:
Otak cuman ada benar atau salah.
Negatif thinking ke semua orang.
Bertingkah laku kaku beku.
Takut berbuat salah,
Ingin selalu terlihat benar.
Over konservatif.
Full self possesif.
Birokrasi rumit, malah nggak efektif.
Demokrasi "is crazy!"
Menghormati meminta peduli.
Negosiasi tidak mau kompromi.
Pandangan ke depan berkacamata keledai.
Seratus persen logika, nurani nol.
Bertukar pikiran adalah kesalahan besar.
Melihat tapi ngakunya buta.
Bermulut tapi nggak bicara.
Komentar selalu menggugat.
Memuji "that impossible".
Reaksi di belakang.
Menunggu yang laen hilang.
Merencanakan serangan balik dengan segala amunisi.
:aku yang tak mengaku:
Weekend Conversation
karya ini dibuat atas dasar gak ada kerjaan tapi lebih kepada kebutuhan berkarya...saya mewakili seluruh tim pembuatan karya film ini mengucapkan..SELAMAT BERAPRESIASI..:)
WEEKEND CONVERSATION...!!!! what conversation do you get????
::Restiadi::
Tak Berisi
Aku melihat hamparan yang orang bilang itu indah, sedang berbaris di lapangan tembak
Ditunggangi oleh sajak dan prosa dengan cambuk kata
Orang berbilang "apa bedanya hamparan itu dengan sastra?"
Mereka menjawab "kami lebih bermakna dengan kiasan kata-kata dan topeng kerancuan"
Kemudian hamparan itu berparade dengan gagahnya seolah-olah penonton takjub denganya
Sebagian takjub dan sebagian teracuni olehnya.
Tanpa disadari mereka membual akan keindahan.
hamba ALLAH
Ditunggangi oleh sajak dan prosa dengan cambuk kata
Orang berbilang "apa bedanya hamparan itu dengan sastra?"
Mereka menjawab "kami lebih bermakna dengan kiasan kata-kata dan topeng kerancuan"
Kemudian hamparan itu berparade dengan gagahnya seolah-olah penonton takjub denganya
Sebagian takjub dan sebagian teracuni olehnya.
Tanpa disadari mereka membual akan keindahan.
hamba ALLAH
Ketika
ketika mata menjadi buta, akankah hati menjadi peka?
ketika hujan mulai turun, akankah siup angin tetap terasa?
ketika matahari tergantikan dengan rembulan, akankah tidurku masih terjaga?
ketika ulat menjadi kepompong, akankah kesederhanaan itu tetap tercipta?
ketika simfoni itu menjadi suatu gema yang memekakkan telinga, akankah keindahan itu dapat tetap terdengar?
ketika harapan itu sudah memaksa berkata tidak, akankah tetap kuucapakan ya?
*p-vie*
ketika hujan mulai turun, akankah siup angin tetap terasa?
ketika matahari tergantikan dengan rembulan, akankah tidurku masih terjaga?
ketika ulat menjadi kepompong, akankah kesederhanaan itu tetap tercipta?
ketika simfoni itu menjadi suatu gema yang memekakkan telinga, akankah keindahan itu dapat tetap terdengar?
ketika harapan itu sudah memaksa berkata tidak, akankah tetap kuucapakan ya?
*p-vie*
+ N A I F
ajarkan aku menjadi naif
senaif dirimu yg masih bisa tertawa
senaif kebahagiaan di alam kita berdua.
karna disetiap detik dikala kenyataan mulai bersinggungan,
aku rasa sakit yang nyaris tak tertahankan,
atau
ajarkan aku menjadi penipu apabila ternyata kau merasakan sakit itu adalah TAWAMU...
OLLET
senaif dirimu yg masih bisa tertawa
senaif kebahagiaan di alam kita berdua.
karna disetiap detik dikala kenyataan mulai bersinggungan,
aku rasa sakit yang nyaris tak tertahankan,
atau
ajarkan aku menjadi penipu apabila ternyata kau merasakan sakit itu adalah TAWAMU...
OLLET
CERITA
kita masih bercakap tentang hangat laut. debar menunggu maut.
kopi yang kau tuang meluap ke atas meja ke atas lantai;
"mainkanlah sebuah requiem untukku!"
secangkir kopi ternyata tak cukup berarti lepaskan dahaga atau
hanya iseng tak lebih sebuah iseng
"tapi tak pernah kupermainkan hidup, meski ia tonel
belaka. tapi tak pernah kupermainkan hidup," ujarmu pada waktu.
lalu kitapun menyerah.
selalu menyerah selalu kalah. sial.
"mungkin ia masih ayah yang dulu, yang suka hadiahkan kita
topi koboi dan pistol-pistolan. "
ini mimpi kanak-kanak. kembali tawa kembali mimpi.
"kusembunyikan topimu di bawah ranjang, sebab punyaku hilang
digasak anak pasar. tapi kau tak tahu. kau menangis dan mengadu. lalu
apa ia bilang: jadilah anak hidup yang piatu,
lupakan mimpi lubang rahim ibu!"
ha ha ha ha ha.
reguk tetesan akhir, kau tuding malam dengan cangkir
"kucampuri kopi ini pestisida, baygon, cyanida!"
reguk tetesan akhir kau acung rembulan, bintang, bima sakti, galaksi-galaksi
segala pedih.
::InK::
kopi yang kau tuang meluap ke atas meja ke atas lantai;
"mainkanlah sebuah requiem untukku!"
secangkir kopi ternyata tak cukup berarti lepaskan dahaga atau
hanya iseng tak lebih sebuah iseng
"tapi tak pernah kupermainkan hidup, meski ia tonel
belaka. tapi tak pernah kupermainkan hidup," ujarmu pada waktu.
lalu kitapun menyerah.
selalu menyerah selalu kalah. sial.
"mungkin ia masih ayah yang dulu, yang suka hadiahkan kita
topi koboi dan pistol-pistolan. "
ini mimpi kanak-kanak. kembali tawa kembali mimpi.
"kusembunyikan topimu di bawah ranjang, sebab punyaku hilang
digasak anak pasar. tapi kau tak tahu. kau menangis dan mengadu. lalu
apa ia bilang: jadilah anak hidup yang piatu,
lupakan mimpi lubang rahim ibu!"
ha ha ha ha ha.
reguk tetesan akhir, kau tuding malam dengan cangkir
"kucampuri kopi ini pestisida, baygon, cyanida!"
reguk tetesan akhir kau acung rembulan, bintang, bima sakti, galaksi-galaksi
segala pedih.
::InK::
Subscribe to:
Posts (Atom)