Siapakah dewa di antara para dewa yang mampu mengabulkan pintaku?
Aku telah menyalahi takdir dengan menghianati Sudamalaku...
Ruwatan itu kini tak berarti lagi
Seandainya penarik sampan yang mengujiku adalah engkau, Brahma...tak akan kusesali nasibku menjadi Durga
Namun adakah menjadi nyata sang pencipta bersatu dengan tulang rusuk sang pelebur?
Kecantikan dan kesempurnaan ini aku persembahkan kepadamu, Brahma...
Biarlah dewa di antara dewa mengetahuinya
Dan Siwa murka kepadaku
Menghapus Sudamala, kembali menjadikanku Durga
Biarlah Saraswati mengutukku, menjadikanku seperti Kali
Lebur aku dengan apimu, Brahma...
Lumat aku dengan gadamu...
Aku akan mencari jalan untuk mencapai moksa agar dikelahiranku nanti, aku dapat bersatu denganmu
Dan kita bersama-sama menunggangi angsa dengan teratai sebagai pelana...
Adakah pintaku ini menjadi nyata, Brahma?
Dari: Dewi Uma
-vie-
Yang Terlarang
Surat itu telah tiba
Membawa kabar tentang cinta yang terlarang
Petir bergemuruh dan badai membayang sebagai fatamorgana
Namun setitik keindahan merona di antara perihnya
Jiwa-jiwa tersakiti bergentayangan
Sang Cupid datang lagi dengan korbannya yang menari-nari bahagia di tengah lautan air mata
Menyatukan kembali Rama dan Sinta yang bereinkarnasi menjadi manusia
Hati terpasung...
Hati memberontak...
Hati ingin kembali...
Surat itu telah tiba tepat di tangan Sang Pencipta
Membawa kabar tentang cinta yang terlarang
Dia murka, Dia menggugat
Suatu saat Dia akan menjatuhkan hukuman
Fatamorgana badai akan menjadi nyata
Namun Rama dan Sinta yang bereinkarnasi itu tetap menari-nari anggun dan bahagia
Bersetubuh di hadapan amarah Sang Pencipta dan jiwa-jiwa tersakiti yang bergentayangan
-vie-
Membawa kabar tentang cinta yang terlarang
Petir bergemuruh dan badai membayang sebagai fatamorgana
Namun setitik keindahan merona di antara perihnya
Jiwa-jiwa tersakiti bergentayangan
Sang Cupid datang lagi dengan korbannya yang menari-nari bahagia di tengah lautan air mata
Menyatukan kembali Rama dan Sinta yang bereinkarnasi menjadi manusia
Hati terpasung...
Hati memberontak...
Hati ingin kembali...
Surat itu telah tiba tepat di tangan Sang Pencipta
Membawa kabar tentang cinta yang terlarang
Dia murka, Dia menggugat
Suatu saat Dia akan menjatuhkan hukuman
Fatamorgana badai akan menjadi nyata
Namun Rama dan Sinta yang bereinkarnasi itu tetap menari-nari anggun dan bahagia
Bersetubuh di hadapan amarah Sang Pencipta dan jiwa-jiwa tersakiti yang bergentayangan
-vie-
Mengatakan
seperti angin yang berhembus
seperti burung yang terbang
seperti angin matahari yang terbenam di ufuk barat
seperti kau ketika datang yang kemudian pergi
:ginanjar:
seperti burung yang terbang
seperti angin matahari yang terbenam di ufuk barat
seperti kau ketika datang yang kemudian pergi
:ginanjar:
Hitam dan Merah
Sesaaat setelah meramu sebuah keajaiban
Aku ingin memilih untuk hanya berjalan vertikal
Tanpa beburuk sangka, tanpa senjata
Tanpa bermukim, tanpa membuat diriku fasis
Selubung asap hitam itu membuat darahku mengumpul
Menjadi tenaga yang menyeruak, meruang
Diantara peluru, diantara gas-gas
Diantara hiruk-pikuk, diantara aura kematian
Dan seandainya topeng hitam yang berselubung tameng-tameng itu
Berseloroh sedikit tentang keadilan, kemaslahatan dan kesejahtearaan
Aku memilih untuk menyodorkan dadaku pada aroma kental kopi racikan Ares
Daripada aku Bersujud pada tengkorak-tengkorak yang berselubung hipokrasi
Ma'af, aku memilih hitam
Karena aku berkabung
Karena kalian siksa mereka, bunuh mereka
Popor wajah mereka, rampas hak hidup mereka
Ma'af, Aku memilih merah
Karena Aku meradang
Dan aku meresah karena mereka juga resah
Dan karena mereka hanya memilih apa yang mereka anggap Hitam dn Merah.
p_133mhz
Aku ingin memilih untuk hanya berjalan vertikal
Tanpa beburuk sangka, tanpa senjata
Tanpa bermukim, tanpa membuat diriku fasis
Selubung asap hitam itu membuat darahku mengumpul
Menjadi tenaga yang menyeruak, meruang
Diantara peluru, diantara gas-gas
Diantara hiruk-pikuk, diantara aura kematian
Dan seandainya topeng hitam yang berselubung tameng-tameng itu
Berseloroh sedikit tentang keadilan, kemaslahatan dan kesejahtearaan
Aku memilih untuk menyodorkan dadaku pada aroma kental kopi racikan Ares
Daripada aku Bersujud pada tengkorak-tengkorak yang berselubung hipokrasi
Ma'af, aku memilih hitam
Karena aku berkabung
Karena kalian siksa mereka, bunuh mereka
Popor wajah mereka, rampas hak hidup mereka
Ma'af, Aku memilih merah
Karena Aku meradang
Dan aku meresah karena mereka juga resah
Dan karena mereka hanya memilih apa yang mereka anggap Hitam dn Merah.
p_133mhz
Subscribe to:
Posts (Atom)